Cianjur | Belakangan ini, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sayang Cianjur, terkesan menghindar saat hendak dikonfirmasi terkait anggaran Covid-19 oleh wartawan.
Padahal sebelumnya, telah tayang pemberitaan terkait pengklaiman pasien Covid-19 atau biaya pasien covid yang sebetulnya ditanggung pemerintah.
Pada pemberitaan sebelumnya, menerangkan bahwa dari 13 pasien Covid-19 yang dirawat pada tahun 2023, RSUD Sayang Cianjur telah mengajukan klaiman Covid hingga Rp. 202.250.000.
Bahkan tidak hanya sampai disitu saja, tim metropuncak.com pun mencoba menulusuri anggaran klaiman covid yang pertama yang telah diajukan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Sayang.
Kepada wartawan, Krisna Budi CDCAP Verifikator Internal RSUD Sayang Cianjur Mengatakan, semua pengajuan sudah sesuai peraturan dan untuk pengajuan pertama ada 1000 lebih pasien yang sudah kami klaim kan ke Kemenkes ataupun BPJS.
“Itupun tidak terverifikasi semua atau tidak dibayarkan semua oleh pemerintah mungkin sekitar 70 persen yang cair,”katanya, Senin 29 Januari 2024 kemarin.
Ia menyambungkan, terkait pencairanya kapan dan dimana, ia mengaku tidak mengatahui, karena tugasnya hanya memverifikasi mana yang harus diajukannya.
“Saya tidak tahu kapan dan dimana pencairannya, bahkan terkait peruntukan anggaran klaiman covid yang sudah cair pun tidak mengatahui hal itu, tugas saya hanya mengajukan yang harus di klaim saja, “. ungkapnya
Karena belum menemukan jawaban yang diharapkan, tim metropuncak.com terus menggali informasi tentang anggaran klaiman covid 19 kepada Direktur RSUD Sayang Cianjur, sampai saat ini lebih kurang dua Mingguan, berkali-kali menghubungi untuk wawancara Dr. Irvan Nurfauzy Direktur RSUD Sayang Cianjur lebih memilih menghindar saat hendak dikonfirmasi terakit anggaran pengklaiman anggaran Covid-19 tersebut.
