Rumah Ambruk, Perempuan di Cianjur Bertahan di Puing-puing Kehidupan

Rumah Ambruk, Perempuan Cianjur Bertahan di Puing-puing Kehidupan. (Foto: Sam Apip).

Cianjur | Seorang perempuan bernama Sri (45) terpaksa menghuni sisa-sisa rumahnya yang ambruk di Kampung Rawasari, Desa Gunungsari, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur. Rumah berukuran 8×3 meter itu telah rubuh sekitar dua tahun lalu akibat lapuk dimakan usia, meninggalkan hanya separuh atap yang masih berfungsi sebagai pelindung.

Keadaan Sri semakin diperparah oleh kondisi keluarganya. Suaminya telah lama pergi bekerja ke Lampung dan dikabarkan menikah lagi di sana, meninggalkan Sri untuk menghadapi masalahnya sendiri.

“Rumah ini ambruk sudah sekitar dua tahun. Saat kejadian, suami sudah tidak ada di rumah karena bekerja ke Lampung, dan sekarang dikabarkan sudah menikah lagi dengan wanita sana,” ujar Sri, menceritakan kondisinya.

Tanpa biaya untuk memperbaiki atau membangun rumah baru, Sri memilih bertahan di tengah puing-puing rumahnya. Ia mengaku tidak memiliki tempat tinggal lain.

“Sejak ambruk, rumah tidak pernah diperbaiki karena tidak ada biaya. Jangankan merenovasi, untuk makan sehari-hari saja saya harus banting tulang sebagai kuli pemberi pakan ayam petelur,” katanya.

Sri mengaku hanya pernah sekali menerima bantuan dana Covid-19. Bantuan lainnya seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) atau bantuan kesehatan dinilainya tidak pernah ia terima.

Menanggapi hal ini, seorang aktivis pembangunan setempat, Iwan Yusup, mengonfirmasi bahwa kondisi rumah tidak layak huni di daerah tersebut bukanlah hal langka.

“Berdasarkan investigasi, cukup banyak warga di Desa Gunungsari, khususnya di Rawasari RT 04/03, yang memiliki rumah tidak layak huni. Ada tiga unit, dan kondisi rumah Ibu Sri adalah yang paling memprihatinkan,” jelas Iwan.

Iwan juga menyoroti respons pemerintah setempat yang dinilainya kurang maksimal. “Pemerintah Desa Gunungsari terkesan kurang responsif. Untuk kasus Ibu Sri, perangkat desa hanya datang sekali saat kejadian dan tidak ada tindak lanjut hingga sekarang,” pungkasnya.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada bantuan yang berarti untuk membangun kembali rumah Sri. Ia tetap bertahan di reruntuhan, berharap ada kepedulian dari pihak yang berwenang untuk memberikannya tempat tinggal yang layak. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Utama