Respon Cepat Penanganan Banjir, UPTD PII Wilayah 1 Perketat Patroli di Musim Hujan 

Respon Cepat Penanganan Banjir, UPTD PII Wilayah 1 Perketat Patroli di Musim Hujan. (Foto: Rian Sagita). 

Cianjur | Memasuki musim hujan, UPTD Pembangunan Infrastruktur dan Irigasi (PII) Wilayah 1 Kabupaten Cianjur meningkatkan patroli dan kesiapsiagaan di sejumlah titik rawan banjir. Hal ini disampaikan Kepala UPTD PII Wilayah 1, Ani Komalasari, saat ditemui pada Selasa (02/02/2025).

Ani menjelaskan bahwa setiap kali hujan turun, pihaknya langsung melakukan patroli keliling kota untuk memeriksa potensi genangan, khususnya pada titik-titik yang kerap mengalami luapan air.

“Setiap hujan, petugas kami langsung keliling. Kalau ada banjir, kami tangani secepatnya. Di depan RS Bhayangkara misalnya, sering meluap karena sampah yang menyumbat saluran,” ujar Ani Komalasari.

Ia menambahkan, proses penanganan dilakukan secara kolaboratif bersama UPTD Jalan, tim lapangan termasuk tim Pak Ate, serta pihak terkait lainnya. Kolaborasi ini dinilai penting untuk mempercepat penanganan di lapangan.

Selain genangan, UPTD juga menangani berbagai hambatan yang mengganggu saluran air, seperti pohon tumbang yang menutup aliran.

“Kemarin ada pohon tumbang yang menutupi saluran. Kami langsung tangani, karena kalau terlambat air bisa tersendat dan memicu banjir,” jelasnya.

Terkait wilayah rawan lainnya, Ani menyebut daerah Limbangansari sempat mengalami longsor yang menghambat saluran air. Petugas bersama masyarakat setempat bergerak cepat menangani kondisi tersebut.

UPTD PII Wilayah 1 juga memiliki kegiatan rutin pengerukan sedimentasi, terutama setiap hari Jumat. Program tersebut dilakukan bersama warga dan kelurahan, seperti di Ciraden dan Pasarean yang dikerjakan bersama Kelurahan Pamoyanan.

“Setiap Jumat kami lakukan pengerukan. Meski waktunya singkat, tetap kami laksanakan karena masyarakat khawatir hujan setiap hari. Jika lumpur naik ke atas, saluran bisa menyempit,” kata Ani.

Beberapa titik yang kerap menjadi perhatian di wilayah kota antara lain Tugu Tauco, Gedung Asem belakang Alun-Alun, Bendung Cianjur, dan Cianjur Leutik. Sampah masih menjadi faktor utama terjadinya luapan air.

“Begitu sampah kami angkat, air langsung turun. Jadi kami sangat berharap masyarakat tidak membuang sampah ke saluran atau ke sungai. Kebiasaan ini harus diubah demi mencegah banjir,” ujar Ani.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *