CIANJUR|RSUD Sayang Cianjur kembali menangani kasus dugaan keracunan makanan yang melibatkan belasan pelajar SMP 1 PGRI Cianjur dan satu siswa MAN 1 Cianjur. Kejadian ini terjadi hanya sehari setelah puluhan siswa MAN 1 Cianjur mengalami gejala serupa usai mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disediakan sekolah.
Sebanyak 14 siswa SMP 1 PGRI Cianjur dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami mual, muntah, pusing, sakit perut, dan diare. Dari total pasien, sembilan di antaranya adalah perempuan dan lima laki-laki.
“Kami menerima 15 pasien hari ini, 14 dari SMP 1 PGRI dan satu dari MAN 1 yang masih dalam pemantauan,” jelas Humas RSUD Sayang Cianjur, Raya Sandi.
Ini bukan kali pertama kasus seperti ini terjadi. Sebelumnya, 52 siswa MAN 1 Cianjur juga dilarikan ke rumah sakit dengan gejala yang sama. Diduga, makanan yang dikonsumsi berasal dari dapur umum yang sama dalam program MBG.
Meski pihak Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Limbangansari, Fahri Zulfikar Lubis, menyatakan bahwa makanan telah melalui uji kelayakan, termasuk pengecekan oleh ahli gizi, kasus keracunan ini tetap terjadi.
“Makanan terdiri dari mie, ayam suwir, tempe goreng, dan semangka. Kami selalu melakukan kontrol sebelum mengirimkannya ke sekolah,” tegas Fahri.
Namun, ia belum dapat memastikan apakah gejala yang dialami siswa benar-benar akibat keracunan makanan. “Kami masih melakukan penelusuran mendalam,” tambahnya.
Saat ini, RSUD Sayang Cianjur terus memberikan perawatan intensif kepada para siswa yang terdampak. Sementara itu, investigasi untuk mengungkap penyebab pasti keracunan masih berlangsung, termasuk kemungkinan adanya kontaminasi bakteri atau kesalahan dalam penyimpanan bahan makanan.
Orang tua dan warga pun mulai mempertanyakan keamanan program MBG, yang seharusnya menjadi solusi pemenuhan gizi pelajar, bukan malah membawa petaka.















