Praktek Pengoplosan BBM Diduga Terjadi di SPBU Cianjur, Oknum Pengawas Coba Menyuap Wartawan. (Foto: Ilustrasi).
Cianjur | Sebuah praktek pengoplosan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite menjadi Pertamax diduga terjadi di SPBU dengan nomor 354320 di Kabupaten Cianjur. Kasus yang viral di media sosial ini menggemparkan masyarakat dan diduga merupakan praktek curang yang merugikan konsumen serta melanggar hukum.
Menanggapi laporan tersebut, tim investigasi LPI Tipikor Indonesia turun langsung ke lokasi untuk melakukan pemeriksaan. Hasil temuan di lapangan cukup mengejutkan.
“Kami menemukan pewarna biru yang diduga digunakan untuk menyerupai warna Pertamax, serta alat ukur literan yang ditengarai digunakan untuk menghitung jumlah Pertalite yang akan dicampur ke dalam tangki Pertamax,” ujar juru bicara tim investigasi.
Keterangan yang lebih mengejutkan kembali terungkap dari seorang mantan operator SPBU berinisial E. Dia mengaku bahwa praktek ini telah berlangsung sejak tahun 2022. Bahkan, dalam sebulan, volume pengoplosan diduga bisa mencapai 11 ribu liter.
Mantan operator itu menyebut bahwa pelaku utama dalam aksi ini adalah seorang oknum pengawas SPBU 354320, yang melakukannya setelah mendapat saran dari oknum sopir pengangkut BBM Pertamina.
Saat awak media meminta klarifikasi, pengawas SPBU yang diduga terlibat, berinisial MB Wibowo, diduga mengakui perbuatannya. Yang lebih parah, oknum tersebut diduga mencoba menyuap awak media dengan uang sebesar Rp 1 juta agar praktek ilegalnya tidak dilaporkan ke pihak Pertamina.
Menyikapi temuan ini, Supriadi dari Bidang Investigasi DPP LPI Tipikor Indonesia menegaskan bahwa kasus ini sangat merugikan masyarakat.
“Temuan ini sangat merugikan masyarakat. Konsumen yang membayar untuk kualitas BBM yang lebih tinggi justru mendapatkan produk yang tidak sesuai. Ini adalah bentuk penipuan dan pelanggaran hukum yang serius,” tegas Supriadi.
Pihaknya berharap adanya tindak lanjut yang tegas dari Pertamina dan aparat penegak hukum terhadap oknum-oknum yang terlibat dalam praktek tidak terpuji ini.














