Bupati Cianjur Jemput Nabila, Penderita Kanker, untuk Diobati ke RSHS. (Foto: Sam Apip).
Cianjur | Bupati Cianjur, dr. H. Mohammad Wahyu Ferdian, secara langsung menjenguk Nabila Klaudia (15), remaja penderita kanker ganas, di kediamannya di Kampung Sukadana, RT 02/07, Desa Haurwangi, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Rabu (27/8/2025).
Nabila, yang merupakan siswa kelas IX SMPN 2 Haurwangi dan putri keempat dari pasangan almarhum Jakaria dan Iwang Nawangsih (54), menderita pembengkakan ganas pada lutut kaki kanannya. Kondisi ini berawal dari insiden jatuh dari sepeda listrik tujuh bulan lalu. Bengkak di lututnya kini membesar hingga seukuran bola polo.
Kisah Nabila yang viral di media sosial menarik perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur. Kedatangan Bupati didampingi oleh Forkopimcam Haurwangi, Ketua TP PKK Kecamatan, Kepala Desa, Bhabinkamtibmas, Babinsa, serta sejumlah elemen masyarakat.
Bupati menyatakan bahwa kedatangannya berangkat dari laporan Puskesmas setempat.
“Setelah mendapat informasi dari rekan-rekan di Puskesmas, kami ingin melihat dan memeriksa langsung kondisinya. Penanganannya harus komprehensif,” ujar Bupati.
Setelah melakukan pemeriksaan pendahuluan dan mempelajari data medis sebelumnya, Bupati memutuskan untuk merujuk Nabila ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.
“Setelah berkonsultasi dengan orang tuanya, Nabila akan dibawa kembali ke RSHS Bandung dengan biaya yang sepenuhnya ditanggung oleh Pemkab Cianjur,” tegasnya.
Sementara itu, ibu Nabila, Iwang Nawangsih, menceritakan awal mula penyakit putrinya. Awalnya, jatuh dari sepeda itu tidak menimbulkan reaksi berarti. Namun, tiga hari kemudian, lutut Nabila terasa sakit dan diobati dengan ramuan tradisional.
Setelah satu bulan, bengkak justru membesar. Keluarga lalu berobat ke Puskesmas dan RSUD Cianjur menggunakan BPJS, juga mencoba pengobatan alternatif dengan biaya dari bantuan kecamatan, desa, dan donatur.
Dari RSUD Cianjur, Nabila dirujuk ke RSHS Bandung. Setelah beberapa kali pemeriksaan, Nabila divonis menderita kanker ganas dan harus diamputasi.
“Sejak vonis itu, kami tidak berobat lagi ke RSUD atau RSHS karena belum siap dengan tindakan amputasi,” kata Iwang dengan suara bergetar. ***













