Presidium AMPUH Angkat Bicara Terkait Diberlakukannya PPDB Yang Membuat Mati Kutu

banner 468x60

Cianjur | Sistem zonasi merupakan sebuah sistem pengaturan proses Penerimaan Peserta Didik Baru baru (PPDB), sesuai dengan wilayah tempat tinggal peserta didik.

Sistem yang mengacu pada Permendikbud 14/2018 yang ditujukan, agar tidak ada lagi sekolah yang dianggap sekolah favorit dan non favorit.

Namun dalam pelaksaanaannya sistem zonasi banyak menimbulkan kritikan dan kekecewaan para orang tua murid.

Banyaknya calon peserta didik baru yang memang berada dekat lingkungan sekolah, malah tersisihkan oleh peserta didik yang jaraknya memang lebih jauh atau di luar zonasi.

Menyikapi hal tersebut, Presidium AMPUH Yana Nurjaman mengatakan, terkait adanya hal tersebut setiap stake holder atau pemerhati pendidikan beserta tokoh masyarakat Cianjur, banyak yang menjadi pertanyaan.

“Polemik ini kerap kali menjadi pemicu dalam pelaksanaan PPDB setiap tiap tahunnya. Penerapan sistem zonasi ini seharusnya lebih transfaransi dan terbuka, agar warga yang memang zonanya dekat sekolah bisa menghindari kecurigaan terhadap panitia dalam penerimaan peserta didik baru ini. Sehingga jangan sampai berasumsi penuh dengan rekayasa. Apalagi sistem ini banyak diakali dengan sistem tumpang KK (kartu keluarga) untuk bisa meloloskan peserta didik,” kata Yana.

Zonasi PPDB Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) serta Sekolah menengah Kejuruan negeri ( SMKN), saat ini tidak membuat warga terdekat di jadikan prioritas, bahkan zonasi yang sudah menjadi prioritas, melainkan sebagian besar warga terdekat punahlah sudah dibuat mati kutu.

“Terlalu banyak peminat pelajar yang ingin masuk SMAN serta SMKN manapun. Sehingga pupuslah sudah harapan bagi warga yang zonasinya memang dekat lokasi SMAN ataupun SMKN, sehingga banyak asumsi orang tua murid berucap mati kutulah,” ujarnya.

Yana menambahkan, dengan adanya aturan zonasi PPDB, ternyata untuk warga terdekat faktanya sangat dikucilkan terisolasi dan mati kutu bagi para pelajar karena impiannya terhambat.

“Warga kami merasa dikucilkan, diisolasi hingga mati kutu untuk meneruskan ke jenjang menengah maupun kejuruan,” tambahnya.

Sementara itu, Panitia PPDB Cabang Dinas Pendidikan SMA/SMAK Wilayah VI Jawa Barat Agus Mulyawan mengatakan, saya berterima kasih dan kami belum bisa jawab secara gamblang sekarang dimana Kepala Cabang Dinas Pendidikan SMA/SMK saat ini masih dalam perjalanan pulang dari tanah suci Makkah, selesai melakukan ibadah haji dan hal itu akan dimusyawarahkan terlebih dahulu.

“Mengenai usulan-usulan itu, kami telah notulenkan dan nanti akan kami musyawarahkan dan kami usulkan kepada Kepala Dinas Pendidikan SMA/SMK Provinsi Jawa Barat dan pada Gubernur,” kata dia.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *