Pemerhati Sosial, Kritik Dugaan Penolakan Pasien di RSUD Sayang Cianjur

Pemerhati Sosial, Kritik Dugaan Penolakan Pasien di RSUD Sayang Cianjur. (Foto: Net) 

Cianjur | Seorang balita berusia dua tahun, berinisial K.A.M., diduga tidak mendapatkan perawatan di RSUD Sayang Cianjur pada Minggu (13/10/2025) malam, karena alasan ruang perawatan penuh.

Kejadian ini memicu kritik keras dari pemerhati sosial dan pengacara setempat, Fanpan Nugraha, terhadap kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit milik pemerintah daerah tersebut.

Berita Terkait: 

Menurut keterangan orang tua pasien, Yadi, ia membawa putrinya yang dalam kondisi lemah ke IGD RSUD Sayang sekitar pukul 20.00 WIB. Namun, petugas rumah sakit dikabarkan menolak dengan alasan tidak ada tempat tidur yang kosong di ruang perawatan.

Menanggapi hal ini, Fanpan Nugraha menegaskan bahwa penolakan terhadap pasien, dengan alasan apa pun, merupakan bentuk pelanggaran hukum dan kemanusiaan.

“Tidak ada alasan apa pun yang dapat membenarkan penolakan terhadap pasien. Sekalipun ruangan penuh, petugas wajib memberikan penanganan darurat terlebih dahulu,” tegas Fanpan, Jumat (17/10/2025).

Fanpan menilai, alasan klasik seperti ruangan penuh menunjukkan lemahnya manajemen rumah sakit dan kurangnya empati. Ia mendesak Bupati Cianjur untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap manajemen RSUD Sayang.

“Saya berharap Bupati turun tangan. Jika benar ada petugas yang menolak pasien, mereka telah melanggar hukum, kode etik profesi, dan hak asasi manusia,” ujarnya.

Lebih lanjut, Fanpan menegaskan bahwa pemerintah daerah harus memastikan setiap warga, khususnya masyarakat miskin, mendapat layanan medis tanpa diskriminasi.

“Atas nama masyarakat, saya mengutuk keras tindakan tersebut. Ini bukan hanya soal pelayanan buruk, tapi soal kemanusiaan,” tandasnya.

Hingga berita ini diturunkan, pihak RSUD Sayang Cianjur belum memberikan pernyataan resmi atau klarifikasi terkait dugaan penolakan pasien tersebut. Publik menunggu penjelasan transparan dari pihak rumah sakit untuk memastikan akar permasalahan dan langkah perbaikan ke depannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *