Kado Hari Anak Nasional Ke-41 Untuk Gubernur dan Bupati Cianjur 

Kado Hari Anak Nasional Ke-41 Untuk Gubernur dan Bupati Cianjur. (Foto: Sam Apip).

Cianjur| Selama tiga tahun terakhir, siswa kelas 2 dan kelas 3 SDN Kertajaya di Desa Sukaratu, Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, terpaksa melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara bergantian di mushola sekolah.

Hal ini terjadi karena sekolah hanya memiliki 7 ruang kelas, sementara rombongan belajar (rombel) yang ada berjumlah 9, sehingga kekurangan 2 ruang kelas.

Ido Sutarman (43), salah seorang guru senior di SDN Kertajaya, menjelaskan bahwa sekolah tersebut menampung 261 siswa dari kelas 1 hingga kelas 6, dengan 12 tenaga pengajar. Meski memiliki 9 ruang kelas, kebutuhan rombel mencapai 12, sehingga masih kurang 2 ruangan.

“Total siswa kami 261 orang, dengan 9 ruang kelas dan 12 rombel. Akibatnya, dua rombel terpaksa menggunakan mushola sebagai tempat belajar,” ujar Ido.

Ia menambahkan, kondisi ini telah berlangsung selama tiga tahun. Kelas 2 dan kelas 3 harus bergantian menggunakan mushola setiap pekan untuk proses pembelajaran.

“KBM kelas 2 dan 3 di mushola sudah berjalan sekitar tiga tahun karena keterbatasan ruang kelas,” tambahnya.

Sekolah dan masyarakat setempat berharap pemerintah segera membangun dua ruang kelas baru agar kegiatan belajar tidak lagi dilakukan di mushola.

“Kami berharap ada penambahan dua ruang kelas baru agar siswa bisa belajar lebih nyaman,” ucapnya.

Iwan Yusup, pemerhati pembangunan Kabupaten Cianjur, menyayangkan kurangnya perhatian pemerintah terhadap sektor pendidikan di daerah tersebut.

Menurutnya, banyak masalah pendidikan yang belum tertangani, termasuk dugaan pungutan liar (pungli) saat penerimaan siswa baru, bangunan sekolah yang rusak parah, hingga kekurangan ruang kelas seperti di SDN Kertajaya.

“Pendidikan di Cianjur masih perlu perhatian serius. Banyak SD rusak, bahkan ada yang ambrol, serta kekurangan ruang kelas seperti di SDN Kertajaya. Kami meminta Pemkab Cianjur segera melakukan rehabilitasi dan pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB),” tegasnya.

Di momentum Hari Anak Nasional ke-41, masalah ini menjadi perhatian penting. Masyarakat berharap pemerintah daerah dapat memberikan “kado” nyata berupa perbaikan infrastruktur pendidikan, khususnya bagi siswa SDN Kertajaya yang selama ini harus belajar dalam kondisi tidak layak.  ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *