Demi Mengenyam Pendidikan Puluhan Murid SD Rela Menyusuri Hutan 2 KM dan Sebrangi Sungai

banner 468x60

Cianjur | Kebenaran perjuangan murid Sekolah Dasar yang harus berjalan sejauh 2 KM menyusuri hutan belantara dan menyebrangi aliran sungai Cibayawak yang berlokasi di Desa Sukajaya, Kecamatan Leles, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, demi mengenyam pendidikan di Cianjur Selatan, itu benar.

Salah seorang murid Sekolah Dasar Negeri Mekarsari, Adila, mengaku hal itu terpaksa dilakukannya untuk sampai ke sekolah yang jaraknya sangat jauh tanpa moda transportasi dan alat pengaman saat menyebrangi sungai.

“Setiap hari terpaksa kami lakukan, mulai berjalan menyusuri hutan belantara sejauh 2 KM dan menyebrangi sungai yang besar dengan arus yang deras,” akunya saat ditemui wartawan beberapa waktu lalu.

Adila melanjutkan, walaupun harus menantang maut demi meraih ilmu, jalan yang paling dekat cuma ini satu – satunya untuk menuju sekolah.

“Ini jalan satu – satunya yang paling dekat meskipun harus menantang maut. Jalan lain memang ada, tapi harus memutar jauh,” ucapnya.

Orang tua murid yang berprofesi sebagai staf desa setempat setiap hari membantu sebrangkan puluhan murid Sekolah Dasar untuk sekolah.

Hal senada juga disampaikan Irfan yang selama 20 tahun menjadi guru suka relawan (Sukwan) di SDN Mekarsari, dikatakannya, mereka (Murid), setiap hari dikala musim hujan harus menjemput dan mengantar anak didiknya untuk menyebrangi sungai.

“Melihat kegigihan puluhan murid SDN Mekarsari ini, secara sukarela setiap hari saya jemput dan menyeberangkannya agar mereka selamat hingga bangku sekolah untuk belajar,” kata Irfan.

Baca Juga :

Perjuangan puluhan murid yang rela menantang maut di wilayah Kecamatan Leles, dibenarkan oleh Rusmawan salah satu orang tua murid yang berprofesi sebagai staf di desa tersebut.

Menurutnya ada 30 murid SDN Mekarsari yang setiap hari menyebrangi sungai Cibayawak. Selain menyebrang sungai tanpa alat pengaman apapun, mereka harus melewati hutan belantara sejauh 2 km.

“Ya, kalaupun ada jalan alternatif itu cukup jauh sekitar 4 hingga 5 km. Nah, untuk permasalahan pondasi jembatan itu dibangun sekitar tahun 2014, namun dana pembangunannya tidak tahu dari mana yang jelas hingga saat ini sudah 10 th tak pernah di lanjutkan pembangunannya,” kata Rusmawan.

Rusmawan juga mengatakan, pernah ada kejadian adanya orang tua murid yang hanyut terbawa arus sungai Cibayawak, lantaran terpeleset saat menyebrangkan anaknya yang hendak pergi sekolah.

“Pernah ada orang tua murid yang hanyut terbawa aliran sungai Cibayawak hingga ditemukan meninggal dunia saat menyebrangkan anaknya untuk pergi sekolah,” ucapnya.

Menyikapi hal tersebut, masyarakat setempat berharap agar jembatan sungai Cibayawak Kecamatan Leles, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, segera dilanjutkan kembali, demi kenyamanan akses/jalan masyarakat, anak sekolah dan sarana penunjang perekonomian masyarakat, karena jalan tersebut sangat vital yang digunakan masyarakat.

Diketahui, jembatan tersebut bisa menghubungkan Kampung Cijeruk dengan Kampung Sirnasari Desa Sukajaya, Kecamatan Leles, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *