Cianjur, metropuncak.com| Atasi banjir di wilayah Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pemerintah Desa Ramasari, Haurwangi dan Desa Kertasari, melakukan pengerukan tanah/lumpur di saluran irigasi sekunder sepanjang kurang lebih 1200 meter dengan kelebaran 2 meter lebih (variatif).
Hal tersebut dilakukan untuk memperlancar jalannya arus air yang sekaligus untuk mengantisipasi terjadinya banjir.
Pengerjaan pengerukan tanah/lumpur di saluran sungai sekunder tersebut menggunakan kendaraan berat jenis eskapator (Beko), karena kedalaman saluran irigasi sekunder itu cukup tinggi kurang lebih 60 CM dari dasar saluran.
Kepala Desa Ramasari Iyus Darussalam menerangkan, saluran irigasi sekunder yang dimulai dari Kampung Bobodolan Desa Ramasari sampai dengan Kampung Sipon Desa Haurwangi dan Desa Kertasari itu memiliki ukuran panjang kurang lebih 1200 meter dan lebar 2-3 Meter.
“Sekarang kondisinya sudah memprihatinkan karena dangkal sehingga arus air irigasi kurang lancar, sulit untuk sampai ke hilir dan sering mengakibatkan banjir. Maka dari itu, saya bersama kepala Desa Haurwangi, Desa Kertasari dan pemerintah melaksanakan kesepakatan untuk mengeruk saluran irigasi yang sudah dangkal tersebut,” kata Itus kepada wartawan, Minggu 21 Januari 2024.
Ia melanjutkan, setelah sepakat dengan cara urunan, maka pengerukan mulai dilakukan dengan cara manual mengerahkan kurang lebih 100 orang tenaga masyarakat. Namun nyatanya masih kesulitan sebab dangkalnya saluran irigasi sudah mengeras dan banyaknya sampah plastik yang tertimbun.
Setelah diputuskan bersama bahwa pengerukan harus dilaksanakan dengan menggunakan alat berat eskapator dan truk besar untuk mengangkut material yang dikeruk, pelaksanaan pengerukan dihari ke 4 kurang lebih sudah mencapai 500 meter.
“Kami melakukan pengerjaan ini mulanya menggunakan tenaga masyarakat sebanyak 100 orang, namun hasilnya kurang memuaskan karena kedangkalan saluran cukup dalam dan banyaknya sampah plastik yang tertimbun, maka pengerukan dilakukan dengan menggunakan alat berat espator dan truk besar untuk mengangkut material hasil pengerukan,” terangnya.
Masih dikatakan Iyus, saluran irigasi yang sekarang sedang dikeruk akan mampu mengairi ratusan hektar sawah yang ada di tiga desa, seperti di Desa Ramasari 160 Ha, Desa Kertasari 165 Ha dan di Desa Haurwangi kurang lebih 186 Ha area pesawahan
“Kami tidak melihat atau membebankan tanggung jawab terhadap pengelolaan saluran irigasi, seperti PSDAP Provinsi mampun PSDAP Kabupaten, tapi kami tanggung jawab terhadap masyarakat desa masing -masing, karena sering kekeringan dan sering kebanyakan,” tegasnya.
Sementara itu, salah seorang pengurus pergerakan Kabupaten Cianjur Iwan Yusup menambahkan, dengan dilaksanakannya pengembangan saluran irigasi sekunder oleh pemerintah Desa Ramasari, Haurwangi dan Desa Kertasari pihaknya sangat mengapresiasi, karena hal itu tindakan positif yang berpihak pada masyarakat, selain untuk meningkatkan ketahanan pangan juga sekaligus untuk mengantisipasi akan terjadinya bencana banjir.
Maka dari itu diharapkan untuk seluruh pemerintah desa yang ada di Kecamatan Ciranjang dan Bojongpicung khusunya wilayah desa yang kerap kali terendam banjir, itu harus segera melakukan hal yang sama jangan selamanya menitik beratkan pada pihak pengelola PSDAP Kabupaten maupun PSDAP Provinsi.
,”Kami harapkan pemerintah Desa dan masyarakat jangan terlalu mengandalkan pihak PSDAP Kabupaten dan PSDAP Provinsi, segera lakukan gotong royong keruk saluran irigasi supaya arus air lancar kebagian Ilir dan akan mampu mengatasi terjadi banjir,” harapnya.