Ada Apa Komunitas Bonsai Rancung Dikunjungi Abah Ruskawan

banner 468x60

Cianjur | Usai menyantuni anak yatim piatu dan dhuafa yang lazimnya disebut Jumat berbagi. DR. Abah Ruskawan selaku Pengurus Komda Paguyuban Pasundan Wilayah 11 Jawa Barat juga sebagai penasehat Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Kabupaten Cianjur, Jumat 19/07/24, mengunjungi komunitas Penggemar Bonsai Ciranjang – Bojongpicung (Rancung) yang bertempat di Kampung Babakan Soka Desa Neglasari Kecamatan Bojongpicung Kabupaten Cianjur.

Abah Ruskawan menjelaskan, kunjungannya pada komunitas Rancung itu selain silaturahmi terhadap para pencinta Bonsai, juga melihat potensi para pemuda yang memiliki bakat membentuk Bonsai dan sekaligus memberikan motivasi bahwa hobi membentuk Bonsai itu harus menjadi ladang usaha.

“Kunjungan silaturahmi terhadap Rancung itu merupakan rangkaian acara hari Asyura dan Jumat berbagi, dengan melihat potensi para pemuda Rancung dan potensi alam di lingkungan sekitar itu cukup mumpuni,” katanya menjelaskan.

Maka dengan itu, potensi para pemuda Rancung yang hobi membentuk Bonsai perlu adanya support dari pihak pemerintah dan dari Dinas instansi atau lembaga lainnya, supaya para pencinta Bonsai tersebut mampu meningkatkan ekonomi.

“Para pengrajin bonsai ini perlu adanya perhatian dari pemerintah, khusunya bantuan modal usaha demi kelancaran usahanya itu. Nah, untuk sekarang ini karena ekarang bahan baku Bonsai masih mengandalkan mencari ke Hutan dan di pinggir Sungai (digali),” ucapnya.

Sementara itu, Sekretaris Rancung Cecep Ruhbana menerangkan, Komunitas Rancung ini berdiri pada tahun 2019 hingga sekarang.

“Saat itu anggotanya kurang lebih 50 orang pencinta Bonsai yang ada di Kecamatan Ciranjang dan Bojongpicung,” terangnya.

Masih dikatakan Cecep, setiap event lomba bonsai tingkat Kabupaten, Regional dan Nasional, selalu tampil ikut serta memajang Bonsai hasil karya para anggota Rancung.

Memang sejak saat itu belum pernah menjadi juara, namun sudah mampu masuk nominasi 10 besar, kedepannya Rancung akan berkibar di tingkat Nasional.

“Setiap ada event lomba bonsai tingkat Kabupaten Regional dan Nasional itu sering ikut serta, namun baru masuk nominasi 10 besar, itu akibat selalu manual minusnya peralatan dan biaya untuk merangkai bonsai dengan baik,” pungkasnya.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *