Cianjur | Viralnya keluhan orangtua murid terkait dana PIP yang berseteru dengan oknum guru dan kepala sekolah SD Negeri Neglasari, Sukanagara, Cianjur, Jawa Barat, Bupati Cianjur Herman Suherman, geram atas kasus penggelapan dana Program Indonesia Pintar (PIP) tersebut.
“Ya ini sangat keterlaluan dan jelas itu harus diberi sanksi tegas. Nanti saya akan perintahkan inspektorat untuk mengecek ke sana,” kata Herman kepada wartawan, Sabtu 22/6/2024.
Herman melanjutkan, kasus ini sudah viral di media online dan media sosial, ada oknum guru yang bernada menantang.
“Katanya, mau siapa pun tidak ada yang berani menindak, termasuk wartawan atau LSM. jelas itu harus diberi sanksi tegas dan saya akan langsung perintahkan inspektorat untuk segera melakukan pemanggilan terhadap oknum guru itu,”tegasnya.
Terpisah, salah satu orangtua murid SD Negeri Neglasari yang enggan disebutkan namanya menuturkan, dana PIP tersebut tidak pernah diberikan kepada murid, akan tetapi dicairkan secara kolektif oleh pihak sekolah, bukan oleh penerima bantuan.
“Tahap 1, 2 dan 3 itu tidak dibagikan. Dapat info ternyata sudah dicairkan oleh pihak sekolah secara kolektif,” katanya.
Ia berharap, Disdikpora Cianjur bisa segera turun tangan, sebab selama ini tidak ada tindakan apapun dari pihak mana pun.
“Kami sangat kesal, dana PIP tidak diberikan kepada murid saja tidak ada yang menindak. Kami mohon kondisi seperti ini bisa dibenahi,” tegasnya.
Menurutnya, dana tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi pihak sekolah.
“Pengakuannya untuk kepentingan pribadi, tapi oleh siapanya saja belum tahu,” imbuhnya.
Dana PIP, lanjutnya, baru diberikan pada tahun anggaran 2024. Namun, diduga pencairan tersebut tidak sesuai dengan nominal bantuan di mana seharusnya setiap siswa kelas 1-5 menerima dana PIP senilai Rp450 ribu.
“Tapi ini ada yang menerima Rp150-250 ribu permurid, padahal seharusnya Rp450 ribu. Masalah seperti ini, harus menjadi perhatian agar hak para siswa atau dana bantuan dapat tersalurkan tepat sasaran,” tutupnya.
