Cianjur | Demi menjaga kelestarian alam gunung gede pangrango Aliansi Masyarakat Gunung Gede Pangrango (AMGP) lakukan sosialisasi bersama masyarakat menolak gheotermal dan segala macam bentuk pembangunan di kawasan konservasi ‘Taman Nasional Gunung Gede Pangrango’, Rabu 05/06/2024 kemarin.
Menurut Yusup tokoh AMGP dan Gerakan Surya kencana ( GSK 4312 ) Raksajagat, exploitasi alam mana yang tidak merusak lingkungan, jadi dalam memperingati hari lingkungan hidup sedunia, mari selamatkan hutan kita.
“Berkaitan dengan hari peringatan lingkungan hidup sedunia, ini adalah momen yang sangat luar biasa luar, karena di satu sisi lingkungan hidup harus di diselamatkan, dijaga, dan di lestarikan, tapi di sisi lain kenapa masih ada muncul apalagi di kaki Gunung Gede Pangrango ini katanya akan dibangun mega proyek geothermal yang secara kasat matanya sudah berseberangan dengan tidak di lindungi bahkan akan di rusak,” tuturnya kepada wartawan, Kamis 06/06/2024 malam.
Jadi berkaitan dengan hari lingkungan hidup sedunia, lanjut Yusup, pihaknya telah menggelar nonton bersama serta dialog interaktif antara warga dengan para pakar yang dihadirkan serta pakar dari vulkanologi juga rekan-ekan berpengalaman di daerahnya yang sudah sudah dibangun gheotermal.
“Sehingga kita bisa tahu dan bisa belajar dampak positif dan negatifnya, sejauh mana negatifnya dampaknya untuk warga sekitarnya lebih besar manfaatnya atau lebih besar madirotnya. Itulah salah satunya dimana malam kemarin kita adakan kegiatan yang kami sebut istigosah dan nobar dan dialog interaktif,” ungkap Yusup.
Yusup juga mengatakan, di wilayahnya itu sebenarnya sudah hampir setiap minggu selalu diadakan diskusi dengan para kesepuhan juga dengan warga yang namanya AMGP.
“Tentunya dengan satu pergerakan dirasa masih kurang hingga akhirnya Alhamdulillah kita banyak dukungan juga dari rekan-rekan seperjuangan lainnya, diantaranya ada Gerakan Surya Kencana (GSK) terus ada juga dari Cimacan atau Rarahan sabang Sirait dari Yayasan Surya Kadaka. Nah mereka ini adalah suatu kesamaan kepedulian terhadap pola pikir bagaimana kita menyelamatkan kaki Gunung Gede Pangrango dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat dengan nonton bareng. Sehingga warga bisa melihat secara langsung bukan hanya katanya secara tapi langsung secara visual yang kita sampaikan selama ini,” terangnya.
Terakhir Yusup menyampaikan, dampak negatifnya mungkin saja terjadi, ada beberapa faktor yang diantaranya sekarang belum dibangun kita sudah kenal dapat negatif seperti contohnya seperti cara psikis kita sudah merasa tidak nyaman secara psikologisnya.
“Nah, dampak yang negatif selama ini kita dapat info adalah di antaranya tatanan sosial kemasyarakatannya perekonomiannya, lingkungan hidupnya gitu. Jadi apa sih yang kita dapatkan dari adanya proyek gheotermal ini khususnya untuk warga masyarakat, ternyata berdampak langsung jadi menurut hemat kami itu adalah sangat merugikan sehingga kami berjuang semampu mungkin untuk menolak diadakannya proyek gheotermal ini,” tutupnya.
Koordinator GSK Aryo menambahkan, supaya masyarakat lebih paham tentang keadaan kawasan hutan konservasi yang disebut Gunung Gede pangrango itu harus lebih memahami bahwa kerusakan di situ berakibat membunuh diri bagi masyarakat di tiga kabupaten.
“Adanya kondensasi-kondensasi pun tidak akan mengganti kerusakan yang terjadi di kawasan Gunung Gede Pangrango dan saya ingatkan bahwa kondensasi itu mungkin tidak seberapa di banding kerusakan yang terjadi di tujuh desa belum yang berada di baliknya gunung gede,” tambahnya.